Ath-Thahawi rahimahullah berkata dalam Syarh Ma’ani Al-Atsar (1/26), “Suatu hukum yang sudah disepakati adalah bahwa jika lelaki dan wanita keduanya bersamaan mengambil air dengan tangan mereka masing-masing dari satu bejana, maka hal itu tidaklah membuat air itu menjadi najis.”
Ibnu Hazm rahimahullah berkata dalam Maratib Al-Ijma’ (1/18), “Para ulama sepakat akan bolehnya dua lelaki atau dua wanita berwudhu bersama.”
Ijma’ juga dinukil oleh Imam Al-Qurthubi dalam Al-Mufhim (1/583) dan Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiah dalam Majmu’ Al-Fatawa (21/51)
Adapun landasan dari ijma’ ini adalah sebagai berikut:
1. Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata:
كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ بَيْنِي وَبَيْنَهُ وَاحِدٍ فَيُبَادِرُنِي حَتَّى أَقُولَ دَعْ لِي دَعْ لِي. قَالَتْ: وَهُمَا جُنُبَانِ
“Saya pernah mandi bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari satu bejana yang terletak di antara aku dengan beliau. Lalu beliau mendahuluiku menciduk air, hingga aku berkata, “Sisakan untukku, sisakan untukku.” Amrah (perawi dari Aisyah) berkata, “Sedangkan keduanya dalam keadaan junub.” (HR. Muslim no. 321)
2. Dari Ibnu ‘Abbas radhiallahu anhuma:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَيْمُونَةَ كَانَا يَغْتَسِلَانِ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ
“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan Maimunah pernah mandi bersama dari satu bejana.” (HR. Al-Bukhari no. 253)
3. Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْمَرْأَةُ مِنْ نِسَائِهِ يَغْتَسِلَانِ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan salah seorang dari isteri beliau pernah mandi (junub) dalam satu bejana.” (HR. Al-Bukhari no. 264)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.